Motivasi Hidup dalam Terpuruk

 

Begitulah aku harus beradaptasi pada setiap kondisi tempat, jadi memulai belajar beradaptasi secara perlahan, seiring berjalannya waktu bahasa mulai menggeluti, dan peletakan bahasa membuat orang jadi bingung. Terkadang aku panggil seseorang dengan nama panggilan menggunakan bahasa daerahnnya ternyata malah membuat seseoang marah, akupun bertanya "kenapa anda marah atas perkataanku ?" . Dengan aku bertanya lagi-lagi kudiajari berbahasa yang tepat. Ajarannya yang unik membuat cepat paham, bukan cuman bahasanya saja tetapi pada makanan khas daerahnya timbul pertanyaan dalam benakku, tetap aku makan dan penasaran pada proses pembuatannya, aku menyantap hidangannya tapi perutku kesakitan, lalu kuberhentikan, paniknya menghantui pikiranku, kepala pun merespon dan aku pergi dari tempat hidangan makanan. 

      Takut juga mulai menghantuiku, bertanya sama teman malah menambah panik dan takut. Pusing telah timbul, padahal masih berstatus kuliah walaupun keadaan tubuh tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas lainnya tapi keberanian menghadangku untuk kembali beraktivitas yaitu kuliah, dengan jalan kaki dan terik panas matahari inginku pingsan, keberanian itu melawannya untuk tetap tegar dan wajah berseri. Berani melangkah bukan hal biasa bagiku, karena ketidakbiasaan.